Tasikmalaya menghadapi tantangan serius dalam hal kebersihan, yang tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat. Tingginya volume sampah di kota ini menjadi masalah yang perlu ditangani secara bersama-sama. Berdasarkan data 2024, petugas kebersihan di Tasikmalaya harus mengangkut lebih dari 320 ton sampah setiap hari ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir, yang terletak di Kecamatan Tamansari. Jumlah ini menunjukkan tingginya produksi sampah yang memerlukan upaya lebih besar dalam pengelolaannya.
Isu tersebut juga terangkat dalam kegiatan Green Generation Tasikmalaya pada 1 Januari 2025, yang menggelar aksi bersih-bersih bertajuk GG 2.0 New Year Clean Up Action di kawasan Dadaha, salah satu area publik yang ramai di kota ini. Aksi ini berhasil mengumpulkan total 571 kilogram sampah yang terdiri dari 120 kilogram sampah organik, 320 kilogram sampah anorganik, serta 131 kilogram limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Hasil ini mencerminkan besarnya tantangan yang dihadapi dalam menjaga kebersihan di ruang publik.
Sintya Putri, Ketua Green Generation Tasikmalaya, menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. “Melalui GG Beraksi 2.0, kami ingin mengajak masyarakat menjadi bagian dari perubahan positif, untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih, hijau, dan nyaman,” ujarnya. Sintya menekankan bahwa menjaga kebersihan adalah tanggung jawab bersama yang harus dilakukan secara berkelanjutan.
Aksi bersih-bersih ini juga melibatkan masyarakat sekitar, dengan partisipasi 111 volunteer yang berasal dari berbagai daerah, termasuk Ciamis, Banjar, Garut, dan Cilacap. Ini menunjukkan tingginya antusiasme masyarakat dalam mendukung upaya kebersihan di Kota Tasikmalaya.
Project Leader GG Beraksi 2.0, Magfirotul Aenunnisa, menambahkan bahwa kegiatan ini juga berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya kesadaran terhadap pengelolaan sampah, terutama sampah anorganik dan limbah B3. “Hasil pengumpulan sampah anorganik yang lebih dari 100 kilogram mengindikasikan masih rendahnya kesadaran masyarakat terkait pengelolaan sampah dan penggunaan plastik yang berlebihan,” jelasnya.
Selain kegiatan bersih-bersih, acara ini juga diramaikan dengan makan bersama dan berbagai permainan seru yang bertujuan untuk mempererat hubungan antar peserta. Green Generation Tasikmalaya, sebagai bagian dari Green Generation Indonesia, terus berkomitmen untuk membangun generasi yang peduli terhadap lingkungan. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa dan pelajar, dengan harapan dapat menumbuhkan kesadaran lingkungan sejak dini pada kalangan muda.
Melalui kegiatan ini, Green Generation Tasikmalaya berharap dapat memberikan contoh nyata kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan dan mengurangi produksi sampah, sekaligus memperkuat kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai stakeholder dalam mewujudkan lingkungan yang lebih sehat dan lestari.